Sejarah dan Perkembangan LJK di Indonesia

Penggunaan LJK di Indonesia dimulai pada era 1980-an ketika sistem pendidikan mulai mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi. Awalnya, LJK digunakan secara terbatas pada ujian-ujian tertentu, namun seiring waktu penggunaannya semakin meluas.

Perkembangan signifikan terjadi pada tahun 1990-an ketika Ujian Nasional (UN) mulai menggunakan LJK secara nasional. Keputusan ini diambil untuk memastikan standarisasi dan objektivitas dalam penilaian ujian yang melibatkan jutaan siswa di seluruh Indonesia. Implementasi LJK pada UN menjadi tonggak penting dalam modernisasi sistem evaluasi pendidikan nasional.

Pada era 2000-an, teknologi pemindaian LJK semakin canggih. Mesin scanner yang digunakan menjadi lebih presisi dan mampu membaca dengan akurasi tinggi. Selain itu, software pengolah data LJK juga semakin sophisticated, memungkinkan analisis statistik yang lebih mendalam terhadap hasil ujian.

Memasuki era digital, LJK mengalami evolusi dengan integrasi sistem komputer yang lebih advanced. Proses scanning tidak hanya menghasilkan skor, tetapi juga analisis mendalam seperti tingkat kesukaran soal, daya beda, dan berbagai parameter psikometri lainnya. Hal ini membantu pengembangan instrumen evaluasi yang lebih berkualitas.

Saat ini, meskipun mulai ada transisi ke ujian berbasis komputer (CBT), LJK masih tetap relevan dan digunakan secara luas. Kombinasi antara kemudahan penggunaan, cost-effectiveness, dan reliabilitas menjadikan LJK tetap menjadi pilihan utama untuk banyak jenis ujian.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top