Rahasia di Balik Akurasi 99% DMR

Salah satu kekuatan utama Digital Mark Reader (DMR) terletak pada akurasinya yang mencapai hingga 99%. Tapi bagaimana sistem bisa mengenali arsiran pensil sekecil itu dengan ketepatan yang luar biasa?

Jawabannya ada pada kombinasi kecerdasan algoritma dan pengolahan citra digital (image recognition) yang digunakan oleh DMR.

Berbeda dari OMR yang hanya mengandalkan intensitas cahaya, DMR menggunakan analisis visual berbasis piksel untuk memahami dokumen secara keseluruhan.
Sistem tidak hanya “melihat” gelap-terang, tetapi juga menafsirkan bentuk, posisi, dan konsistensi pola di setiap kolom jawaban.

Berikut rahasia teknis di balik akurasi DMR:

🔹 1. Koreksi Kemiringan Otomatis (Auto-Skew Correction)

Saat dokumen discan sedikit miring, OMR tradisional bisa gagal membaca. DMR secara otomatis mengenali arah kemiringan lembar, lalu menyesuaikannya agar pembacaan tetap sejajar dengan template.

🔹 2. Deteksi Arsiran Cerdas

DMR tidak hanya melihat area hitam, tetapi menghitung tingkat kepadatan (density) dan pola arsiran. Jadi, meskipun peserta mengarsir ringan atau tidak penuh, sistem tetap bisa mengenalinya dengan benar.

🔹 3. Validasi Ganda dan Deteksi Anomali

Jika satu nomor memiliki dua jawaban, DMR akan menandainya otomatis untuk diperiksa manual. Ini menjaga integritas hasil ujian dan mencegah kesalahan koreksi.

🔹 4. Adaptif terhadap Berbagai Format LJK

DMR mendukung berbagai desain form. Sekolah atau lembaga bisa membuat template sendiri, bahkan menambahkan identitas, barcode, atau logo tanpa mengganggu proses pembacaan.

🔹 5. Optimal untuk Scanner Umum

DMR dirancang untuk bekerja dengan berbagai jenis scanner dokumen flatbed maupun ADF. Tidak perlu perangkat mahal, cukup alat yang sudah ada di sekolah atau kampus.

Hasilnya?
DMR mampu membaca ribuan lembar jawaban dalam waktu singkat, dengan ketepatan nyaris sempurna.

Selain itu, data hasil koreksi dapat langsung diekspor ke format Excel atau database akademik, memudahkan guru atau panitia ujian dalam menganalisis hasil belajar siswa.

Dengan efisiensi ini, DMR bukan hanya sekadar alat koreksi ujian, tapi juga bagian penting dari transformasi digital dunia pendidikan Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top