Scanner adalah perangkat penting untuk mendukung pekerjaan kantor, bisnis, maupun kebutuhan akademik. Namun, banyak pengguna yang tidak sadar bahwa kebiasaan kecil dalam penggunaan sehari-hari bisa mempercepat kerusakan scanner. Padahal, dengan pemakaian yang benar, scanner bisa bertahan hingga bertahun-tahun tanpa masalah berarti.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai kesalahan umum dalam menggunakan scanner yang sering dilakukan, serta bagaimana cara menghindarinya agar perangkat Anda tetap awet dan bekerja optimal.

1. Menaruh Terlalu Banyak Kertas di ADF
ADF (Automatic Document Feeder) dirancang untuk memudahkan pemindaian dokumen dalam jumlah banyak. Namun, banyak pengguna terbiasa menaruh tumpukan kertas sekaligus melebihi kapasitas yang dianjurkan.
- Akibatnya: kertas bisa tersangkut, roller cepat aus, bahkan motor penarik kertas bisa rusak.
- Solusi: selalu cek kapasitas maksimal ADF (misalnya 50 lembar, 100 lembar, dll.) dan ikuti sesuai petunjuk pabrikan.
2. Jarang Membersihkan Kaca Scanner
Debu, sidik jari, atau noda kecil di kaca scanner bisa membuat hasil scan bergaris, buram, atau kusam. Banyak pengguna mengabaikan hal ini sampai kualitas scan benar-benar menurun.
- Akibatnya: hasil dokumen tidak profesional, scanner bekerja lebih berat.
- Solusi: bersihkan kaca dengan kain microfiber kering atau cairan pembersih khusus minimal seminggu sekali.
3. Menggunakan Kertas Kusut, Sobek, atau Lembab
Kesalahan lain yang sering terjadi adalah memasukkan kertas yang tidak rapi. Kertas kusut atau lembab bisa tersangkut di roller dan merusak mekanisme penarik kertas.
- Akibatnya: scanner sering macet, roller meninggalkan bekas, bahkan merusak sensor.
- Solusi: pastikan kertas dalam kondisi baik, kering, dan rata sebelum dimasukkan ke scanner.
4. Mengabaikan Batas Duty Cycle
Setiap scanner memiliki duty cycle, yaitu kapasitas maksimal dokumen yang dapat dipindai dalam sehari. Banyak pengguna memaksakan scanner kecil (misalnya 20–30 ppm) untuk memindai ribuan dokumen per hari.
- Akibatnya: mesin cepat panas, komponen aus, dan umur scanner jadi pendek.
- Solusi: pilih scanner sesuai kebutuhan volume. Untuk pemakaian intensif, gunakan scanner high-volume dengan duty cycle besar.
5. Membiarkan Scanner Terlalu Lama Menyala
Kebiasaan lain yang tampak sepele adalah membiarkan scanner menyala terus-menerus meskipun tidak digunakan.
- Akibatnya: lampu scanner cepat redup, komponen elektronik lebih cepat aus, dan daya listrik terbuang.
- Solusi: matikan scanner jika tidak digunakan dalam waktu lama, atau gunakan fitur sleep mode jika tersedia.
6. Tidak Pernah Update Driver atau Software
Scanner modern bekerja optimal jika didukung driver dan software terbaru. Sayangnya, banyak pengguna tidak pernah melakukan update.
- Akibatnya: scanner sering tidak terdeteksi, hasil scan tidak maksimal, atau software crash.
- Solusi: lakukan update driver dari website resmi produsen secara berkala.
7. Mengabaikan Suhu dan Kelembapan Ruangan
Scanner sebaiknya ditempatkan di ruangan dengan suhu stabil dan kelembapan rendah.
- Akibatnya: kelembapan tinggi membuat kertas lembap dan cepat macet, sementara suhu panas mempercepat overheat scanner.
- Solusi: simpan scanner di ruangan ber-AC atau setidaknya di ruang dengan ventilasi baik.
8. Menggunakan Pembersih Sembarangan
Beberapa orang membersihkan kaca scanner dengan tisu basah, alkohol berlebihan, bahkan cairan pembersih rumah tangga.
- Akibatnya: kaca scanner bisa tergores, lensa rusak, dan komponen elektronik konslet.
- Solusi: gunakan cairan khusus pembersih optik atau alkohol isopropil dengan kain microfiber.
Kesimpulan
Kesalahan dalam penggunaan scanner sering kali terlihat sepele, tetapi dampaknya bisa besar dalam jangka panjang. Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan di atas, Anda tidak hanya menjaga kualitas hasil scan tetap optimal, tetapi juga memperpanjang usia pakai perangkat.
Ingat, scanner adalah investasi jangka panjang untuk kebutuhan kantor maupun bisnis. Rawatlah dengan baik, gunakan sesuai kapasitasnya, dan lakukan perawatan rutin agar tidak cepat rusak.