Pendahuluan
Sekolah dan perguruan tinggi modern kini semakin bergantung pada teknologi untuk mempercepat berbagai aktivitas administrasi, ujian, maupun penelitian. Salah satu perangkat yang sangat penting adalah scanner, terutama untuk kebutuhan pemrosesan Lembar Jawaban Komputer (LJK), digitalisasi dokumen akademik, hingga pengarsipan naskah ujian. Sayangnya, banyak institusi pendidikan yang bingung saat memilih scanner yang tepat karena variasi model, harga, dan spesifikasinya sangat beragam.
Artikel ini akan membahas secara lengkap bagaimana cara memilih scanner terbaik untuk sekolah dan perguruan tinggi, apa saja yang harus diperhatikan, serta tips agar investasi perangkat bisa awet dan bermanfaat maksimal.

1. Menentukan Kebutuhan Utama
Sebelum membeli scanner, pihak sekolah atau kampus harus memahami dulu apa tujuan utama pemakaiannya. Ada beberapa skenario umum:
- Pemindaian LJK → membutuhkan scanner berkecepatan tinggi dengan akurasi pemindaian tinggi.
- Digitalisasi arsip akademik (misalnya ijazah, transkrip, skripsi, tesis) → membutuhkan scanner flatbed atau overhead untuk hasil yang jernih.
- Kebutuhan harian administrasi → scanner ADF (Automatic Document Feeder) dengan kapasitas medium sudah cukup.
2. Memilih Jenis Scanner
Secara umum ada tiga jenis scanner yang relevan untuk dunia pendidikan:
- Scanner ADF (Automatic Document Feeder)
- Cocok untuk sekolah dengan volume pemindaian sedang-tinggi.
- Dapat memindai ratusan halaman dalam sekali jalan.
- Efisien untuk ujian berbasis LJK.
- Scanner Flatbed
- Digunakan untuk dokumen yang perlu ketelitian tinggi, seperti ijazah, rapor, atau dokumen berstempel.
- Hasil lebih detail, namun kecepatan lebih lambat.
- Scanner Overhead
- Cocok untuk perpustakaan kampus atau dosen yang ingin mendigitalisasi buku tebal tanpa merusaknya.
- Banyak digunakan di universitas untuk penelitian dan arsip literatur.
3. Kecepatan dan Kapasitas
- Sekolah dengan jumlah siswa besar memerlukan scanner berkecepatan minimal 30–60 ppm (pages per minute).
- Untuk ujian nasional atau kampus dengan ribuan mahasiswa, disarankan scanner high-end dengan kapasitas feeder >100 lembar.
4. Akurasi dan Resolusi
- LJK membutuhkan scanner dengan resolusi minimal 300 dpi untuk pembacaan tanda.
- Untuk arsip dokumen penting, gunakan resolusi 600 dpi agar hasil tetap tajam saat diperbesar.
5. Konektivitas dan Integrasi
- Pilih scanner yang mendukung USB 3.0 atau LAN/Wi-Fi agar mudah diakses bersama.
- Pastikan kompatibel dengan software pengolah LJK seperti DMR (Digital Mark Reader).
6. Anggaran dan Efisiensi
- Sekolah kecil bisa mulai dari scanner menengah seharga Rp5–10 juta.
- Kampus besar dengan ribuan mahasiswa sebaiknya investasi pada scanner profesional Rp30–100 juta.
- Pertimbangkan juga biaya perawatan tahunan.
7. Garansi dan Service Center
- Pilih merk yang memiliki service center resmi di Indonesia.
- Pastikan ada garansi minimal 1 tahun, lebih baik jika tersedia opsi perpanjangan garansi.
Kesimpulan
Scanner untuk sekolah dan perguruan tinggi bukan sekadar alat bantu, tetapi investasi jangka panjang. Pemilihan yang tepat akan mempermudah ujian, mempercepat administrasi, dan mendukung digitalisasi kampus.